16.4.13

Tahukah, Islam Tak se-Ekstrim yang Kau Bayangkan!

Tahukah, Islam Tak se-Ekstrim yang Kau Bayangkan!

Islam adalah agama paling urgen, universal dan merangkul semua golongan tanpa diskriminasi dan mengedepankan asas persatuan dan kesatuan. Dalam ajaran islam tidak pernah ada yang namanya kekerasan apalagi merugikan orang lain maupun agama lain. Agama rahmatan lil alamin yang meniadakan asas pengeculian atau diskriminasi terhadap kelompok atau golongan tertentu. Termasuk non-islam karena mereka semua adalah saudara sebagaimana yang telah di amanatkan oleh nabi Muhammad SAW pembawa misi islam sejak beliau memperkenalkan islam kepada dunia sebagai agama tauhid.

Kalau ada orang atau kelompok yang memandang islam sebagai agama teroris atau agama yang disebarkan melalui kekerasan sudah pasti mereka adalah kelompok teroris yang mau mengadudomba untuk mencari popularitas dimata dunia. Kalaupun ada disebagian daerah membuat kerusuhan atas nama islam itu adalah bagian dari strategi politik yang dijalankan oleh politikus-politikus berhati binatang. Sejauh ini, dogmatika dari politikus berhati binatang seakan menunjukkan kepada dunia bahwa islam adalah agama yang tak patut diikuti. Islam telah mengatur kita dari cara berhubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam atau lingkungan.

Sikap setiap umat islam terhadap khaliq berdasarkan kesadaran bahwa Allah yang menciptakan dirinya dan apa saja yang merupakan kelengkapan hidupnya. Allah berkuasa untuk mencabut apa saja yang di berkan. Dan juga sadar bahwa Allah mengetahui bukan saja yang nyata dari segala aspek terjangnya, tapi juga yang jauh tersembunyi dalam lubuk hati seseorang. Oleh karna itu umat islam harus selalu bersikap dan berakhlak kepada Allah. Dalam beribadah, Allah tidak memberatkan kepada umatnya melainkan menunaikan perintah dan ibadah menurut kemampuan umat itu sendiri.

Akhlak pada diri sendiri, Seorang muslim berkewajiban memperbaiki dirinya sebelum bertindak. Ia harus beradab, berakhlak terhadap dirinya sendiri, karena ia dikenakan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakatnya. Untuk melaksanakan perintah Allah dan nabi Muhammad SAW,maka setiap umat Islam harus ber akhlak dan bersifat.

Akhlak terhadap ibu dan bapak, Akhlak kepada ibu dan bapak adalah berbuat baik kepada keduanya (Birrul Walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Dalam Al-qur’an surat Al-Isra’ ayat 24 Allah mewasiatkan agar manusia berbuat baik kepada ibu dan bapaknya.

وَاخْفضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذل من الرَحْمَة وَقُلْ رَب ارْحَمْهُمَا كَمَا رَ بَيَا نى صَغيرًا

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah,” Wahai tuhanku kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik dan merawatku dengan penuh kasih sayang ketika aku kecil”. (QS. Al-Isra’, 17:24)

Aklak terhadap keluarga dan tetangga, Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang di antara anggota keluarga yang di ungkapkan dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalan keluarga di ungkapkan dalam bentuk perhatian baik melalui kata-kata , isyarat, maupun prilaku. Komunikasi yang di dorong oleh kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasi semua pihak dalam keluarga, sebagaimana sabda nabi

عن ابي هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلعم (وَمَنْ اَحَبَّ أَنْ يُسْتَطَ لَهُ فىِ رزْقه, وَاَنْ يُنْسَأَلَهُ فى اَثره ) اخرجه البخاري

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menghubungkan tali kekerabaran.(H.R. Buhori)

وَعَنْ أَنَس عن النبى صلعم اَنهُ قال: (وَالَديْ نَفْسي بيَده لاَيؤْمنُ عْبَدً حَتىَ يُحبُ لجَره مَايُحب لنَفْسه) متفق عليه

Artinya: Dari Anas bahwa Nabi S.A.W. bersabda: demi Tuhan yang jiwaku berada di tangannya, tidaklah seorang hamba (dikatakan) beriman sehingga ia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Akhlak terhadap lingkungan hidup, Misi agama Islam adalah mengembangkan rahmat bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan hidup, sebagaimana firman Allah

وَمَا لَا سَلْنَكَ إلَا رَحْمَةً للْعَلَميْنَ

Artinya:“Tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad) untuk menjaga rahmat seluruh alam ( Q.S. Al-Anbiya’,21:107)

Akhlak dalam masyarakat, Islam sejak dahulu mempunyai ibadah-ibadah tertentu yang wajib di laksanakan kaum muslimin. Umat islam tidak ada hubungan dengan pemeluk agama-agama yang lain dalam masala ibadah, sedangkan ajaran akhlak tidak di lihat dari segi ini, setiap muslim wajib berbuat jujur dengan siapa saja, juga menepato janji, kerja sama dan pemurah. Islam juga memerintahkan manusia melakukan silaturrahmi terhadap kerabat-kerabatnya, kendati mereka ingkar terhadap agama yang di peluknya.

Inilah islam, agama tauhid yang mengatur semua kehidupan manusia dari cara beribadah berinteraksi hingga cara mengelola alam dengan baik tanpa merusak apa lagi menghancurkannya. Memahamoleh karena itu, memahami islam tidak cukup mendengar berita atau belajar kepada orang yang tidak jelas penguasaan ilmu tentang islam. Belajarlah kepada orang yang memang memiliki ilmu dan prilaku baik konsisten arif dan terpercaya. Kita pasti akan terkesima jika menelelusi dan mengkaji Al-qur’an serta hadist nabi secara mendalam karena kemilau ilmu yang tidak menyilaukan setiap mata yang memandangnya.

No comments:

Post a Comment