24.6.14

Tips Membuat Anak Cerdas dalam Islam



Sebagai orang tua, Anda pasti ingin memiliki anak yang pintar bahkan cerdas. Namun, biasanya Anda tidak mengetahui bagaimana cara yang baik agar dapat memicu kecerdasan anak. Anda hanya terpaku pada potensi anak saja tanpa ada bantuan untuk mengasah potensi anak itu jadi lebih baik. Oleh karena itulah, dalam Islam diajarkan bagaimana cara Anda agar dapat memicu anak menjadi cerdas.

Berikut ini adalah bagaimana Islam mengajarkan beberapa cara dalam memicu anak menjadi cerdas.

1. Beri anak dengan susu ibu (ASI)

Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 233:

“Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.”

Terbukti pada penelitian yang diikuti oleh sekelompok ibu di Belarusia. Salah satu kelompok ibu memberi ASI eksklusif, artinya tidak memberikan makanan apapun kecuali ASI kepada bayinya selama 1 tahun. Sedangkan kelompok ibu lainnya memberikan ASI pada kurun lebih pendek dan juga memberikan makanan lainnya selain ASI.

Hasilnya, anak-anak dalam kelompok pertama yang memberi ASI lebih lama, anak-anak yang dihasilkan telah mencetak skor tinggi dalam bidang seperti membaca, menulis dan perhitungan.

Anak berusia 6 tahun yang diberi ASI terus menerus ketika bayi, skor tes IQ-nya 5% lebih tinggi daripada anak 6 tahun yang tidak mendapat ASI.

2. Ajari anak gemar membaca

Allah berfirman dalam surah Al-Alaq ayat 1:

“Bacalah….”

Dengan memenuhi rumah dengan buku, setidaknya 500 buku akan memberikan kemungkinan pengetahuan anak lebih luas. Dibandingkan anak yang di dalam rumahnya hanya berisi beberapa buku saja atau bahkan tidak meyimpan buku.

3. Ajari anak mengendalikan diri (sabar)

Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 200:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian.”

Berdasarkan tes yang dilakukan negara maju. Penelitian dilakukan kepada anak-anak diberitahu bahwa mereka bisa makan dua kue jika mereka mau menunda makan kue yang pertama. Mereka yang bisa menunggu 15 menit sebelum makan kue pertama mencetak poin lebih tinggi dari pada anak yang tidak bisa menunggu lebih dari itu.

Tes di atas disebut “Pengendalian dorongan,” merupakan faktor penting dalam fungsi eksekutif. Ilmuwan sekarang tahu bahwa menjadi jenius tidak harus banyak berkaitan dengan IQ, tapi berkaitan dengan fungsi eksekutif. Kemampuan beralih tugas, mengingat dan mengendalikan dorongan jauh lebih berkaitan dengan kesuksesan dibandingkan daripada hanya IQ semata.

4. Hindarkan anak permainan game dan menonton televisi

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak peting (berguna) baginya,” (Hadits Hasan riwayat Tirmidzi dan lainnya).

Seorang anak yang menghabiskan kegiatannya untuk seharian bermain vidio game mendapat skor ujian sekolah 9,4 % lebih rendah daripada anak yang tidak lagi bermain game semacam itu. Begitu juga anak yang menonton TV. The american academy of pediatrics mengeluarkan peringatan kepada orang tua, agar tidak membiarkan anak dan balitanya menonton TV.

Sungguh manfaat menonton TV dan game bagi anak-anak dan balita tidaklah diketahui. Bahkan hal itu dapat merusak keterampilan mental dan menyia-nyiakan waktu untuk perkembangan otak yang seharusnya dilewati anak untuk berbicara atau berinteraksi dengan orang lain secara nyata.

No comments:

Post a Comment