27.2.15

Demam Batu Akik, Hindari Syirik Perkuat Akidah

Demam batu akik kian ramai. Namun, seringkali ditemui ada warga menganggap akik mempunyai kekuatan sehingga mengarah ke perbuatan syirik.

Ketua Program Studi Magister Pemikiran Islam, Pendidikan Islam dan Hukum Islam, Pascasarjana UMS, Sudarno Shobron, Kamis (26/2/2016), mengatakan syirik merupakan perbuatan dosa besar.

Demam Batu Akik, Hindari Syirik Perkuat Akidah

Maka umat Islam diminta menghindari semua hal yang mengarah pada perbuatan tersebut. Termasuk mengenakan cincin akik yang dipercayai memiliki kekuatan magis atau bisa mendatangkan keberuntungan.

Sudarno menerangkan perbuatan syirik bakal merusak akidah seseorang karena membuat lalai untuk beribadahnya kepada Allah SWT. Padahal Islam telah mengajarkan kepada umat Islam yang ingin mewujudkan keinginan yaitu dengan selalu berdoa, berusaha, berikhtiar dan tawakal.

Melalui empat jalan tersebut Allah akan memberikan apa yang diinginkan seorang hamba. “90% dalam hidup ini yang terpenting ialah usaha, ikhtiar, tawakal dan berdoa,” kata dia.

Pimpinan Majelis Tafsir Al-quran (MTA), Ahmad Sukino, mengatakan perasaan syirik terjadi karena tiga hal. Ketiganya ialah iman seseorang sedang lemah, bertemu dengan orang yang salah dan memiliki pengetahuan agama yang kurang.

Maka hal yang harus dilakukan untuk menghindarinya perbanyak beribadah dan mengikuti majelis taklim. Dengan begitu akidah seseorang bakal semakin kuat dan menghindarinya dari segala perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Sukino menambahkan jika ketauhidan seseorang semakin kuat tidak akan tergoyahkan oleh apapun. Hal ini juga tugas para ulama agar meluruskan niat dan akidah umat Islam agar tidak terjerumus pada hal-hal yang dilarang seperti perbuatan syirik.

Kepercayaan bahwa Alquran berukuran sangat kecil atau kitab stambul bisa mendatangkan keberkahan misalnya, hal itu juga bagian dari perbuatan syirik. Saking percayanya bahkan banyak orang yang membawanya ke mana-mana sebagai perlindungan.

“Padahal Alquran sebagai petunjuk itu maksudnya ialah pengamalan dari isinya, bukan lantas membawa kitab stambul ke mana-mana untuk melindungi diri. Kalau kitab stambul bentuknya kecil bahkan enggak bisa dibaca begitu darimana unsur petunjuknya? Ini yang harus diluruskan,” kata dia.

No comments:

Post a Comment