21.7.15

Kagum Pada Kesederhanaan Islam, Pemuda Ini Jadi Mualaf

Kagum Pada Kesederhanaan Islam, Pemuda Ini Jadi Mualaf

Pemuda asal Poenix, Arizona, Troy Bagnall adalah mahasiswa jurusan film dan media di Arizona State University (ASU). Dia memiliki ketertarikan pada sejarah kuno dan dunia, serta pada masalah perang dan politik.

Ketertarikannya itu ternyata mengantarkan Bagnall mencintai Islam. Pada Februari 2009, pemuda ini menyatakan memeluk Islam.

"Saya tertarik dengan sejarah kuno dan sejarah dunia, serta masalah perang dan politik," kata Bagnall.

Jika mendengar berita mengenai sebuah konflik yang terjadi di berbagai tempat di dunia Muslim, Bagnall akan segera mencari tahu informasi mengenai konflik tersebut secara rinci. Tetapi, dia menghadapi persoalan kurangnya informasi lantaran media di Amerika selalu membuat pemberitaan yang penuh prasangka.

Setiap mencari informasi tentang konflik terkait, Bagnall juga tertarik untuk mempelajari sejarah Islam. Bagnall bahkan menghabiskan waktu dengan belajar sendiri mengenai sejarah dan kebudayaan dunia Islam.

"Saya juga mengambil kelas peradaban Islam di ASU. Saat saya belajar sejarah dan kebudayaan dunia Muslim, saya tertarik dengan agamanya, Islam," kenangnya.

Bagnall dibesarkan sebagai seorang non-Muslim, tapi berhenti mengamalkan ajarannya sejak usia 15 tahun. Menurutnya, ajaran agamanya sangat membingungkan dan tidak masuk akal dan bertentangan dengan kitab sucinya sendiri.

Beruntung, ketika belajar Islam, Bagnall bertemu dengan Mohammad Totah yang sangat paham tentang kitab-kitab suci agama Ibrahimi. Dia melakukan banyak diskusi tentang perbandingan agama bersama Totah.

Dari diskusi dengan Totah inilah, Bagnall mendapat lebih banyak pelajaran bagaimana ajaran agamanya itu bertentangan dengan kitabnya sendiri. Bahkan kitab agamanya itu sudah sangat jauh berubah dari aslinya.

Mengenai Alquran, Bagnall sangat mengaguminya karena tidak ada cela sedikit pun. Bagi Bagnall, Alquran itu sangat sederhana dan sangat mudah untuk dipahami. Islam sendiri sangat sederhana dan lugas tanpa ada doktrin yang rumit.

"Semakin saya mempelajari Islam, saya makin paham tentang ketidakpastian yang saya temui dalam ajaran agama lama saya," katanya.

Selain itu, sejak dia memeluk agama Islam, Bagnall merasa lebih dekat dengan Tuhan.

Satu hal yang membuat Bagnall gemas tentang media Barat adalah bagaimana mereka selalu menggambarkan Islam secara negatif. Bagnall tahu ada konflik dan kekerasan di beberapa bagian dunia Islam, tapi konflik itu sebenarnya tidak lebih dari masalah politik.

Bagnall sering mendapat banyak pertanyaan dari non-Muslim seputar masalah politik dan kebudayaan Timur Tengah. Dia merasa tertantang untuk mengatakan bahwa Islam dengan ideologi politik dan adat kebiasaan budaya Timur Tengah adalah sesuatu yang sangat berbeda.

Bagnall merasa jengkel karena media Barat selalu mengidentikkan Muslim dengan Timur Tengah. Dia merasa ada masalah rasisme di sini.

Orang Barat sepertinya tidak sadar bahwa agama yang mereka peluk sekarang berasal dari Timur Tengah juga, sebagaimana Islam.

"Saya menerima Islam hanya karena saya bersaksi bahwa itu adalah agama yang benar dari Tuhan. Islam itu sederhana, lugas, dan tidak membingungkan," katanya.

No comments:

Post a Comment