Sebuah tindakan terpuji dilakukan oleh Pendeta dari Gereja Episkopal Santo Yohanes, Isaac Poobalan. Salah satu tokoh agama Kota Aberdeen, Skotlandia, ini diketahui mengizinkan umat muslim untuk melaksanakan ibadah mereka di gereja dimana ia melayani.
Sebagaimana dilaporkan Stasiun televisi STV, Senin (18/3), Gereja Episkopal Santo Yohanes saat ini menjadi tempat bagi ratusan umat Islam ingin melakukan salat lima waktu setiap harinya.
Kepada media setempat, Poobalan (50 tahun) mengatakan dirinya pernah berada di dalam lingkungan Islam ketika besar di India dan hal ini telah membantu dia untuk memahami bahwa baik umat Islam dan Kristen dapat berdoa bersama-sama di Aberdeen.
"Berdoa tidak pernah salah. Pekerjaan saya justru membuat agar orang berdoa. Masjid yang biasa dipakai umat Islam di sini terkadang penuh, dan jika sudah penuh mereka sampai salat di luar dengan keadaan berangin dan hujan," ucap dia.
"Saya tahu saya tidak dapat membiarkan hal ini terjadi sebab itu sama saja saya telah mengabaikan Alkitab yang mengajarkan bagaimana seharusnya kita memperlakukan sesama kita dengan baik," tambah Poobalan.
Dia mengatakan ketika dirinya menjelaskan hal ini kepada jemaat gereja terkait situasi yang dihadapi umat Islam di daerah itu, seorang jemaat bahkan langsung mengatakan bahwa dia tidak masalah jika gereja itu dipakai juga buat kaum muslim.
"Namun, ketika saya ingin berbicara kepada Imam Ahmad mengenai hal ini sempat ada keragu-raguan apakah mereka mau menerima tawaran dari kami sebab ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Tetapi, mereka langsung menyambut tawaran kami dan hal ini dapat menjadi hubungan yang positif," tutur Poobalan.
Menanggapi pemakaian gereja untuk pelaksanaan ibadah Salat, Imam Ahmad Megharbi menyatakan bahwa itu adalah sesuatu yang sangat istimewa. "Saya rasa tidak masalah mengulangi hal seperti ini di seluruh Skotlandia. Hubungan ini sangat dipenuhi rasa saling menghormati," tandas Megharbi.
Meskipun ada beberapa kejadian serupa di mana gereja juga dipergunakan bagi umat Islam untuk melakukan salat seperti di beberapa wilayah di Amerika Serikat, namun Isaac Poobalan meyakini bahwa Gereja Episkopal Santo Yohanes merupakan yang pertama menjadi gereja yang juga digunakan kaum muslim di Skotlandia.
Salah satu sikap terbaik di dalam menanggapi keragaman di sebuah bangsa adalah dengan saling menghormati dan menghargai. Jika ini tidak dipegang teguh oleh masing-masing orang di bangsa tersebut maka yang terjadi pasti perselisihan dan pertengkaran. Kiranya Indonesia dapat belajar dari Skotlandia mengenai membangun keharmonisan di dalam perbedaan. Sulit memang pertamanya, tapi pasti bisa dilakukan jika memang semuanya niat.
Related Post:
Category ›
Islam Dunia
No comments:
Post a Comment