Incheon Free Economic Zone (IFEZ), demikian kota kecil di sebelah barat Seoul ini dinamakan. Kota yang terdapat bandara internasional yang berkali-kali dinobatkan sebagai terbaik di dunia ini adalah salah satu kawasan industri terbesar di negeri ginseng.
Banyak perusahaan multinasional berlokasi di tempat ini, sehingga tidak heran jika ada sekitar 3.000 pekerja Indonesia berjuang menjemput rezeki Allah di kota Incheon.
Sebagai Muslim, para pekerja Indonesia di sana cukup berat menjalani keseharian. Masalah klasik di negeri non-Muslim, yaitu kurang kondusif untuk ibadah dan sulit memperoleh makanan halal.
Selain itu, sebagian besar perusahaan tidak mengizinkan shalat lima waktu, apalagi untuk shalat Jum'at. Kondisi ini cukup parah ketika fakta menunjukkan lemahnya iman membuat tidak berdaya untuk berusaha mencari solusi. Selain kesulitan berbahasa dalam komunikasi dengan pihak industri.
Alhamdulillah, rupanya Allah senantiasa menjaga hamba-hambanya yang ikhlas. Sekitar 20 orang Muslim Indonesia di kawasan ini awalnya merasa gerah dengan suasana ini. Di satu sisi mereka harus menyelesaikan kontrak kerja yang minimal tiga tahun.
Dengan seiizin dan hidayah Allah Subhanahu Wata’ala mereka berinisiatif menyewa sebuah ruangan di kompleks gedung perkantoran dan bank untuk difungsikan sebagai Masjid. Mereka namai Al-Mujahidin.
Sebuah ruangan untuk kantor yang berlokasi tepat di depan station kereta api dan area perkantoran pastinya tidaklah murah. Tapi demi keimanan dan pahala Allah, mereka berkorban.
"Alhamdulillah, sekitar empat puluhan jama'ah hadir setiap gelaran Shalat Jum'at, meski hanya berlangsung maksimal 15 menit karena begitu sempitnya waktu istirahat, “ demikian ujar Ustadz Agus Hanif, salah satu pembina masjid ini mengatakan.
Hingga saat ini, ada sekitar 26 masjid dan mushola yang didirikan dan dimakmurkan Muslim Indonesia di Korea. Masing- masing dihadiri 30 sampai 40 jama'ah di akhir pekan yang diisi dengan ibadah, ta'lim dan tarbiyah.
Tapi statistik ini tentu masih mengkhawatirkan sementara ada lebih dari 40.000 WNI di semenanjung yang diapit China dan Jepang ini.
Yang menari, kehadiran masjid tak membuat perusahaan-perusahaan yang bertetangga dengan masjid merasa risih dengan hiruk-pikuk jama'ah Al-Mujahidin pada saat jam kantor, khususnya hari Jum'at.
Semoga ada yang tersentuh hatinya oleh ibadah para jama'ah dan diberi hidayah oleh Allah.
No comments:
Post a Comment