Kepada BBC dia mengaku, Allah menjaganya ketika dia berjalan melintas negara yang sedang berkecamuk perang, Suriah. Hadzic mengatakan dia menghabiskan beberapa jam di perbatasan Suriah, tawar menawar dengan petugas imigrasi untuk mendapatkan visa.
Kemudian dia berhasil bernegosiasi melewati beragam pos penjagaan - diantaranya dijaga oleh tentara pemerintah, dan yang lainnya dijaga pemberontak. "Beberapa diantara mereka bahkan mencium Qur'an yang saya bawa," katanya. Haji ke Mekkah merupakan rukun ke lima Islam - tugas yang dilakukan Muslim jika mampu setidaknya sekali dalam hidup.
Hadzic memulai perjalanannya di sebuah kota dekat ibukota Bosnia, Sarajevo, akhir tahun lalu. Dan cobaan pertama yang harus dia hadapi adalah melewati suhu minus 35 derajat Celcius di Bulgaria. "Setiap harinya tidak semakin mudah, setiap hari selalu susah. Tetapi sekaligus mengasyikan pada saat bersamaan," katanya. Ketika dia mendapatkan visa Suriah, dia mengatakan, seorang petugas tentara Presiden Bashar al-Assad meminta saya untuk berdoa untuknya di Mekah, jika saya berhasil keluar dari Suriah hidup-hidup".
"Jalanan diantara perbatasan di mana saya masuki, dan kota Aleppo penuh dengan batu-batu besar. Pemberontak melemparkan batu agar mobil dan bas sukar bergerak. Orang dengan keluarga jelas sukar keluar dengan mobilnya."
Dia kemudian mengatakan bahawa mendapatkan visa Suriah ""tidak ada artinya - karena seorang pejuang pemberontak bisa keluar dari ladang jagung dan meminta pasport anda".
"Tidak ada yang menembak saya. Saya dihentikan oleh orang bersenjata memeriksa pasport saya. Tetapi ketika saya mengatakan saya dalam perjalanan menuju Allah, baik pemberontak mau pun tentera Presiden Assad membiarkan saya pergi." Selain membawa al Qur’an Hadzic juga membawa Injil di tas punggungnya, dia mengaku membawa kedua kitab suci tersebut "kerana saya orang yang sangat agamis".
"Jika saya tidak percaya kepada Allah bahwa dia bersama saya, melindungi dan menjaga saya, saya mungkin tidak akan mampu melewati Bulgaria, apalagi Mekah."
"Saya berjalan melintas tujuh negara, dua gurun, sejauh 5,700 kilometer, tanpa uang, hanya dengan sebuah tas punggung seberat 20 kilogram," katanya kepada BBC.
Hadzic akhirnya sampai ke Mekkah pada Sabtu (20/10) dan langsung sujud dan berdoa di tanah suci. Subhanallah.
Kisah Senad Hazdic itu diabadikan dalam sebuah buku berjudul Naik Haji Jalan Kaki 5700 Km dari Bosnia.
Hadzic memulai perjalanannya di sebuah kota dekat ibukota Bosnia, Sarajevo, akhir tahun lalu. Dan cobaan pertama yang harus dia hadapi adalah melewati suhu minus 35 derajat Celcius di Bulgaria. "Setiap harinya tidak semakin mudah, setiap hari selalu susah. Tetapi sekaligus mengasyikan pada saat bersamaan," katanya. Ketika dia mendapatkan visa Suriah, dia mengatakan, seorang petugas tentara Presiden Bashar al-Assad meminta saya untuk berdoa untuknya di Mekah, jika saya berhasil keluar dari Suriah hidup-hidup".
"Jalanan diantara perbatasan di mana saya masuki, dan kota Aleppo penuh dengan batu-batu besar. Pemberontak melemparkan batu agar mobil dan bas sukar bergerak. Orang dengan keluarga jelas sukar keluar dengan mobilnya."
Dia kemudian mengatakan bahawa mendapatkan visa Suriah ""tidak ada artinya - karena seorang pejuang pemberontak bisa keluar dari ladang jagung dan meminta pasport anda".
"Tidak ada yang menembak saya. Saya dihentikan oleh orang bersenjata memeriksa pasport saya. Tetapi ketika saya mengatakan saya dalam perjalanan menuju Allah, baik pemberontak mau pun tentera Presiden Assad membiarkan saya pergi." Selain membawa al Qur’an Hadzic juga membawa Injil di tas punggungnya, dia mengaku membawa kedua kitab suci tersebut "kerana saya orang yang sangat agamis".
"Jika saya tidak percaya kepada Allah bahwa dia bersama saya, melindungi dan menjaga saya, saya mungkin tidak akan mampu melewati Bulgaria, apalagi Mekah."
"Saya berjalan melintas tujuh negara, dua gurun, sejauh 5,700 kilometer, tanpa uang, hanya dengan sebuah tas punggung seberat 20 kilogram," katanya kepada BBC.
Hadzic akhirnya sampai ke Mekkah pada Sabtu (20/10) dan langsung sujud dan berdoa di tanah suci. Subhanallah.
Kisah Senad Hazdic itu diabadikan dalam sebuah buku berjudul Naik Haji Jalan Kaki 5700 Km dari Bosnia.
No comments:
Post a Comment