6.3.14

Apakah Ini Detik-detik Terakhir Erdogan?


Angin tak sedap kembali menyerbu Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan. Hanya tinggal beberapa minggu menjelang pemilu sebuah rekaman telepon tersebar di situs internet dan media masa.

Setelah ditimpa berbagai macam tuduhan korupsi sejak akhir tahun lalu, saat ini Erdogan kembali ditimpa angin tak sedap setelah beredarnya rekaman telefon yang diduga terjadi antara dirinya dan anaknya, Bilal Erdogan. Rekaman yang dirilis pada hari Senin lalu diduga terjadi pada tanggal 17 Desember tahun lalu, bersamaan dengan hari dimana penyelidikan korupsi besar-besaran dilaksanakan terhadap beberapa menteri dan pejabat negara. Dalam percakapan tersebut, Erdogan dan anaknya sedang berdiskusi tentang rencana mereka untuk menyembunyikan sejumlah uang yang pada saat itu tersimpan dalam safety box di kediaman Bilal.

Erdogan, yang diduga menelpon dari Ankara, menginformasikan kepada Bilal mengenai penyelidikan dan penangkapan yang dilaksanakan oleh badan intellijen pada hari itu. Erdogan juga memerintahkan Bilal untuk berunding dengan saudara dan kerabat keluarga lainnya.

Pada hari yang sama, Bilal juga dikabarkan telah menelpon kembali ayahnya untuk memberitahukan bahwa ia belum bisa ‘menyembunyikan’ seluruh uang yang ada di rumahnya dan memiliki sekitar 30 juta yang tersisa.

Pemerintah Erdogan telah mengecam keras bahwa rekaman tersebut adalah palsu dan tidak benar.

Masih banyak teka-teki yang belum terjawab dari kejadian ini. Beberapa media mengatakan bahwa jumlah uang yang tersimpan di rumah Bilal bernilai ratusan juta dolar. Masih belum jelas mengapa Erdoga memilih untuk menyimpan uang sebanyak itu di rumah pribadi.

Ada juga pertanyaan tentang siapa yang merekam dan menyebarkan rekaman telefon tersebut dan mengapa. Salah satu anggota tim investigasi korupsi mengatakan bahwa sekitar dua ribu orang telah direkam telefonnya sejak tiga tahun belakangan ini oleh beberapa anggota dari tim investigasi yang tidak lama ini dikeluarkan dari jabatannya. Menurut beberapa media, Erdogan juga termasuk salah satu dari mereka yang terekam.

Apakah rekaman ini benar atau tidak, tampaknya masih belum jelas. Yang jelas rekaman tersebut telah merusak reputasi Erdogan di mata publik. Banyak analis yang berpendapat bahwa Erdogan tidak mampu lagi untuk memperbaiki kerusakan yang telah disebabkan oleh skandal korupsi ini.

Erdogan mengklaim bahwa penyebaran rekaman tersebut serta tuduhan korupsi tahun lalu merupakan hasil kerja para pendukung Fethullah Gullen. Gullen, yang merupakan seorang Imam tinggal di Amerika Serikat, saat ini memiliki jutaan pendukung di Turki termasuk mereka yang memegang jabatan tinggi di kantor-kantor pemerintahan. Setelah bertahun-tahun bekerja dibawah Erdogan, banyak dari mereka yang mulai mengundurkan diri dan memberi dukungannya untuk Gullen.

Gullen juga dituduh oleh Erdogan telah berencana untuk menggulingkan pemerintahannya. Namun Gullen telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Setelah skandal korupsi akhir tahun lalu, Erdogan memutuskan untuk mengeluarkan banyak pendukung Gullen dari pemerintahannya, termasuk anggota-anggota tim investigasi korupsi. Selain itu Erdogan juga mencetuskan undang-undang yang bertujuan untuk membatasi penggunaan Internet dan memberikan lebih banyak kekuasaan kepada badan intelijen yang bekerja dibawah kewenangannya.

Setelah tersebarnya video rekaman yang kini memiliki lebih dari 4 juta penonton tersebut, kelompok oposisi seperti Kemal Kilicdagrou secara terbuka telah berseru agar Erdogan mundur dari jabatannya.

Tampaknya situasi akan semakin memanas dalam beberapa minggu kedepan menjelang pemilu lokal yang akan diselenggarakan pada 30 Maret ini. Pemilu lokal ini akan menjadi indikator utama apakah Erdogan akan tetap bisa memenangkan pemilu presiden di bulan Agustus mendatang. Beberapa sumber menyatakan bahwa sampai saat ini partai Erdogan (Justice and Development Party) belum terpengaruh oleh beredarnya rekaman tersebut dan masih memegang suara yang kuat dalam kotak suara.

Namun demikian Erdogan juga tampaknya akan menemui tekanan-tekanan yang lebih kuat dalam beberapa minggu kedepan. Tidak bisa dipungkiri bahwa Erdogan telah kehilangan kepercayaan di mata masyarakat Turki dan ini mungkin merupakan tanda-tanda bahwa umur Erdogan di kursi pemerintahan sudah tidak lama lagi. []

Penulis adalah seorang peneliti asal Semarang yang kini menjabat sebagai asisten peneliti di Universitas Qatar. Artikel-artikel beliau juga dimuat di beberapa media di Timur Tengah seperti Your Middle East, Middle East Monitor, dan Al Bawaba.

No comments:

Post a Comment