Apa yang melatarbelakangi invasi Soviet pada Krimea? Tak banyak orang yang menyadari bahwa orang-orang Krimea merupakan keturunan Muslim dari Golden Horde of Genghis Khan. Mereka berbicara dengan menggunakan bahasa Turki dan merupakan penduduk asli yang mendiami Krimea. Itu adalah tanah air mereka yang sudah mereka huni sejak abad ke-13 .
Orang-orang Tatar menghuni Semenanjung Krimea mencakup lebih dari 10.000 mil persegi. Mereka dideportasi dari wilayah itu oleh pemerintah pusat Soviet pada tahun 1944. Tatar yang dideportasi tersebar di Asia Tengah, antara lain di Uzbekistan, Tadzhikistan, Ukraina, Georgia, dan Azerbaijan. Di luar perbatasan bekas Soviet, ada beberapa Tatar Krimea di Rumania dan Turki.
Sejak tahun 1967, meskipun selalu menghadapi hambatan, mereka mulai kembali ke tanah air mereka di Krimea. Namun sekarang, dengan adanya pendudukan Rusia di Krimea, mereka merasa terancam karena takut sekali lagi akan diusir dari tanah air mereka.
Pembersihan Etnis oleh Soviet
Orang-orang kebangsaan Muslim dari Eropa Timur telah menjadi korban dari berbagai kampanye pembersihan etnis sejak akhir abad ke-18. Di antara adalah Muslim Bulgari, Sirkassians, Abkhazia dan yang paling baru di abad ke-20 Muslim Bosnia. Perkiraan mencapai sekitar 60.000 Muslim Bosnia tewas selama perang itu.
Selama Perang Dunia II pemimpin Uni Soviet, Josef Stalin, mengasingkan seluruh bangsa Muslim dari tanah air leluhur mereka. Soviet menyasar kebangsaan Muslim Caucaus dan Krimea dengan deportasi total. Pemerintah Soviet menargetkan Muslim dengan menggunakan kebijakan politik Soviet dan mengasingkan mereka ke Karachays, Chechnya, Ingushetia, Balkars, Meskhetian, Turki hingga Kazakhstan, Asia Tengah, Siberia, dan lokasi lainnya yang terpencil di Uni Soviet sejak tahun 1943 sampai 1944.
Banyak dari lokasi yang terpencil, dan membuat kehidupan sangat sulit sehingga mengakibatkan ribuan Muslim kematian. Sekitar 200.000 Muslim, hampir setengahnya dari populasi, meninggal karena kelaparan, kehausan, dan penyakit pada tahun pertama mereka di pengasingan.
Muslim Tatar Tatar Muslim takut kehilangan tanah air mereka lagi
“Kelompok etnis lain di sini memiliki pemerintah yang melindungi masa depan mereka, tapi kami tidak memiliki tanah air selain Krimea,” kata Abduraman Egiz, seorang wakil Mejlis, sebuah badan perwakilan untuk Tatar Krimea.
Di semenanjung ini, 60 persen dipenuhi oleh orang Rusia, Ukraina 24 persen, dan Tatar Krimea hanya sebebsar 12 persen menurut sensus di tahun 2001.
Berkaca dari sejarah, orang-orang Tatar jelas khawatir bahwa akan terjadi pembubaran kelompok-kelompok etnis minoritas yang telah menderita selama berabad-abad di Asia Tengah. Mereka tidak ingin kehilangan budaya dan tanah air mereka lagi.
“Kami ingin melindungi bahasa, sejarah dan tokoh-tokohsejarah kami, namun warisan Uni Soviet hidup, dan orang tidak mengerti hak-hak dasar ini perlu dijamin,” kata Egiz, di Voice of America.
Kisah-kisah pengembalian dari pengasingan dari Asia Tengah sama mengkhawatirkannya juga. “Semua orang tua memberitahu kami cerita tentang tanah air kami. Mereka terus mengatakan hal itu kepada kami sehingga kami tidak akan pernah lupa,” kata Zulfere Memetova, seorang akuntan berusia 30 tahun yang dibesarkan di Uzbekistan.
Pasukan Rusia berada hanya beberapa blok jauhnya di Simferopol, di jalan-jalan ibukota di Krimea, dan bisikan kemungkinan serangan terhadap Muslim Tatar sangat meresahkan, terutama oleh mereka yang mengingat pembersihan etnis dan pengusiran masa lalu.
Mudasir Kafodar, sebuah etnis Tatar yang berusia 55 tahun mengatakan, “Kami ingin hidup damai. Tapi pasukan Rusia telah memasuki wilayah kami, wilayah Ukraina, dan orang-orang bersenjata berjalan di sekitar kami. Ini membuat kami takut . Bukan hanya saya, tapi kami semua.”
“Mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tidak menjelaskan siapa mereka. Tapi jelas mereka bukan orang Ukraina . Mereka orang Rusia.”
No comments:
Post a Comment