24.7.14

Malam Seribu Bulan, Inilah Tanda-Tanda Kedatangannya

Pada bulan Ramadhan ini ada satu malam yang paling ditunggu-tunggu oleh orang-orang muslim. Malam dimana orang berlomba-lomba mengambil keberkahannya. Ya, malam tersebut adalah Lailatul Qadar. Allah sebut dalam Al-Qur’an bahwa malam lailatul qadr ini lebih baik dari pada malam seribu bulan.

Jika kita beribadah pada malam tersebut, maka pahalanya lebih baik dari pada kita ibadah selama 80 tahun berturut-turut. Luar biasa bukan? Maka tidak heran sangat banyak orang-orang muslim yang ingin mendapatkannya. Hanya saja tidak ada yang tau secara jelas kapan datangnya malam tersebut.
Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar itu terjadi pada 10 malam terakhir bulan ramadhan. Hal ini berdasarkan Hadist dari Aisyah yang mengatakan, “Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadan dan beliau bersabda, ‘Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon” (HR: Bukhari dan Muslim).
Tapi tahukah Anda mengenai tanda-tanda malam Lailatul Qadar itu akan datang. Berikut adalah beberapa tanda yang pernah digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam beberapa hadistnya.
1. Udara & suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata, “Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”
2. Cahaya matahari melemah keesokan harinya, bersinar cerah tapi tidak kuat. Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar seperti nampan.”
3. Bulan terlihat separuh bulatan. Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah berkata, “Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.”
4. Malam yang terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang, dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan binatang (lemparan meteor bagi setan).
Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)
5. Terkadang terbawa kedalam mimpi. Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhu.
6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Kebaikan yang turun pada malam itu, ibarat hujan yang turun dari langit ke semua permukaan bumi. Ketika itu ada manusia yang membawa payung untuk menolak air agar tidak basah. Ada manusia yang bersembunyi dirumah, mengamati cuaca dan diam menanti hujan reda. Ada manusia yang menyediakan ember untuk menampung air hujan (ada yang teliti dan ada yang tidak teliti dalam menyiapkan ember tsb). Ember yang sudah penuh tentunya tidak dapat menerima curahan air hujan, ember yang kosong dan kotor ternyata dapat menampung air hujan akan tetapi yang ditampung akan sia-sia. Ember yang kosong dan bersih serta ditempatkan pada tempat yang tepat baru dapat menampung air hujan dan airnya dijaga hingga dapat bermanfaat. Kesimpulannya adalah siapa yang dapat menerima kebaikan di malam seribu bulan?, yaitu mereka yang telah menyiapkan dirinya (hati, pikiran, ucapan, tingkah laku dan puasa dalam keadaan sempurna (ibarat membuat ember kosong yang bersih). Kemudian di tempat bersujud dimalam lailatul qadar, menanti dan berharap, berjaga-jaga mendapatkannya.

No comments:

Post a Comment