19.7.13

Masjid Uqba, lambang kejayaan arsitektur Islam klasik di Tunisia


Terdapat banyak masjid bersejarah di dunia Islam. Mulai dari yang menyimpan segudang cerita evolusi Islam, masjid dengan arsitektur seni tinggi, hingga basis penyebaran Islam. Salah satunya adalah Masjid Agung Kariouan atau disebut juga Masjid Uqba.

Masjid Uqba dikenal juga dengan sebutan lain yaitu Jami Alqayrawan, Jami Alqairawan Alkabir, Jami Sidi Okba, dan masih banyak lagi. Masjid Agung ini berlokasi di kota warisan dunia, Kairouan, Tunisia.



Ketika bangsa Arab pertama kali datang ke Afrika Utara, tepatnya Tunisia di bawah kepemimpinan Uqba Ibn Nafi, Uqba mulai membangun Masjid Agung dan menjadikannya pusat dari operasi peradaban Islam di Afrika. Masjid Uqba sendiri tepatnya berlokasi di tengah kota bersejarah yaitu di antara Jalan Kasbah dan Jalan Farabi.

Kala itu, Uqba menetapkan Kairouan sebagai pusat penyebaran Islam di Afrika, Masjid Agung inilah yang memainkan peran penting sebagai kuarter pembelajaran Islam dan Alquran.

Masjid ini juga berhasil membawa banyak muslim dari berbagai belahan dunia. Masjid ini mengelola satu institusi berupa satu universitas yang mengajarkan tentang ajaran Islam dan juga sains sekuler.

Masjid Uqba memiliki luas bangunan sebesar 9.000 meter persegi dan merupakan salah satu tempat ibadah tertua di dunia Islam. Selain itu, arsitekturnya sering menjadi acuan bagi arsitektur masjid lain.

Masjid Agung ini terbagi atas tiga bagian yaitu ruang sholat, lapangan dan juga menara yang ketiganya bersatu membentuk persegi panjang.

Pembangunan masjid ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Pertama kali dibangun oleh Uqba pada tahun 670. Uqba memilih tengah kota sebagai tempat strategis pendirian Masjid, dekat dengan kantor pemerintahan.

Pada tahun 690, masjid ini dihancurkan karena adanya serangan dari kaum Barbar yang dipimpin oleh Kusaila. Pada tahun 703, di bawah kepemimpinan Jenderal Hasan Ibnu Al Nukman, masjid ini dibangun kembali.

Perluasan masjid terjadi pada tahun 724 hingga tahun 728 dipimpin oleh Gubernur Bishr Ibnu Safwan. Dialah yang memutuskan untuk membangun menara masjid saat itu, yang kini merupakan minaret tertua di dunia.

Lalu di bawah kepemimpinan Kaum Aghlabid, Kota Kairouan mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan berdampak baik bagi pembangunan Masjid. Tahun 836, Ziyadat Allah melakukan modifikasi dan rekonstruksi pada beberapa bagian masjid sekali lagi. Modifikasi masjid terakhir kali dilakukan pada 1025 hingga 1050.

Jangka waktu panjang yang memakan hingga empat abad menghasilkan satu seni tinggi Islam di Kairouan. Masjid Agung Kairouan merupakan salah satu dari monumen terbesar dan membanggakan di Afrika Utara. Tidak diragukan lagi jika masjid ini merupakan maha karya dari arsitektur dan seni Islam yang pernah ada.

No comments:

Post a Comment