10.7.14

Muslim di Moskow Masih Terkendala Kurangnya Masjid Selama Ramadhan


DENGAN kedatangan bulan suci umat Islam, Ramadhan telah disambut di setiap sudut di dunia Islam dan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari umat Islam kembali berada di bawah sorotan.
Tentu Ramadhan juga memiliki arti yang sangat istimewa bagi umat Islam yang ada di Rusia. Setelah bertahun-tahun di bawah komunisme, yang menyebabkan tekanan besar terhadap kebebasan beragama, Ramadhan pada masa itu sangat jauh dari spirit asli nya. Namun runtuhnya kediktatoran komunis telah membawa berkah bagi Islam dan Muslim. Sekarang jumlah masjid di negara ini lebih dari sepuluh ribu jauh lebih banyak dibandingkan dahulu yang hanya sekitar 100 masjid selama era komunis. Hari ini, umat Islam menjadi umat beragama terbanyak kedua di Rusia dan ada lebih dari satu juta Muslim di ibukota Rusia sebagai akibat dari meningkatnya migrasi.
Ramadhan juga memberikan kesempatan untuk bersosialisasi bagi umat Islam yang ada di berbagai belahan Rusia. Metin Donmez, yang bermigrasi ke Rusia 3 tahun yang lalu, mengatakan “Mudah-mudahan, Ramadhan akan menemani keberuntungan untuk semua Muslim. Mereka saling mendoakan. Ramadhan adalah bulan paling suci bagi kita semua, memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan rekan-rekan Muslim yang tinggal di bagian yang berbeda dari Rusia. Kami datang bersama-sama untuk makan sahur dan shalat tarawih secara berjamaah.”
Namun keenam masjid yang ada di ibukota Moskow sudah tidak cukup bagi umat Islam khususnya di bulan Ramadhan.
Minimnya jumlah masjid di Moskow bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi umat Islam di Rusia. Duta Besar Turki untuk Moskow Aydın Sezgin mencatat, “Masalah terbesar bagi umat Islam yang tinggal di Rusia adalah menemukan makanan halal. Umat Islam tidak memiliki banyak pilihan selain makanan yang diproduksi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, dan mereka berusaha untuk mendapatkan daging halal dari daging yang dijual di masjid.”
Umat Islam yang ada di Moskow sendiri dari berbagai latar belakang etnis memiliki kesempatan untuk berkumpul selama acara ifthar (buka puasa) bersama, yang diselenggarakan oleh perusahaan Turki yang ada di Rusia. Sementara itu, Presiden Vladimir Putin dan Perdana Menteri Dmitri Medvedev menyambut bulan suci umat Islam dalam sebuah pernyataan tertulis dengan menyatakan bahwa mereka berharap bulan Ramadhan dapat berubah menjadi bulan perdamaian.

No comments:

Post a Comment