
“Abdullah bin Hisyam berkata: kami pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab, lalu Umar berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala apapun kecuali diriku”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Tidak (demikian), demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sampai aku lebih kamu cintai daripada dirimu sendiri”, Umar berkata: Sesungguhnya sekarang Demi Allah, engkau lebih aku cintai melebihi diriku sendiri.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Sekarang wahai Umar (benar-benar beriman-pen).” (HR. Bukhori).
MARI kita telaah mengapa Islam mensyaratkan pemeluknya untuk mencintai Rasulullah SAW; apakah gerangan yang menyebabkan Rasulullah harus kita cintai di atas semua manusia sehingga mengalahkan cinta kita kepada istri kita yang telah bersusah payah melahirkan anak-anak kita, mengalahkan cinta kita kepada orang tua kita yang telah menderita karena melahirkan dan membesarkan kita? Bahkan mengalahkan cinta kita kepada diri kita sendiri? Kita bisa merasakan berjuta-juta keni’matan yang ada di dunia ini, mulai dari ni’matnya melihat warna-warni dunia, merdunya suara alam, harumnya bunga-bunga di taman, lezatnya beragam macam makanan dan minuman, sejuknya udara di pegunungan dan segala keni’matan yang lain yang tak terhitung jumlahnya.
Kita semua sepakat, jika kita berjalan di malam hari tanpa ada cahaya yang menerangi baik itu melalui lampu atau cahaya rembulan maka berbagai macam bahaya akan mengancam kita. Kita tidak tahu bahwa di jalan yang kita susuri terdapat paku dan pecahan beling, bahwa di depan kita ternyata ada ular yang berbisa, ada singa yang tengah kelaparan, dan buaya yang sedang menunggu mangsanya, kita tidak tahu di ujung jalan sana ada lubang yang menganga atau jurang yang teramat dalam yang di dasarnya terdapat bebatuan dan kayu-kayu tajam.
Demikianlah perumpamaan kehadiran Rasulullah SAW. Ia bagaikan lampu di malam hari yang gelap, cahaya yang menerangi jalan sehingga kita bisa selamat sampai tujuan. Mungkin dengan perumpamaan ini sudah cukup dijadikan alasan mengapa kita harus mencintai Rasulullah SAW diatas semua manusia termasuk diri kita sendiri, karena tanpa kehadiran beliau hidup ini tidak akan ada artinya.
Tidak cukup sampai disitu, jika kita mau sedikit meluangkan waktu untuk membaca sekelumit dari perjalanan hidup Rasulullah SAW, maka dada kita akan semakin bergemuruh, hati terasa bergejolak menahan kesedihan yang sangat dalam, kita akan tersadarkan bahwa tidak akan ada lagi manusia yang cintanya kepada diri kita lebih besar daripada beliau. Betapa dahsyatnya ujian yang dialami oleh Rasulullah SAW.
Kesengsaraan diatas kesengsaraan, penderitaan yang berkepanjangan, tidak hanya jiwa raga dan harta beliau yang terancam tetapi juga anak istri dan keluarga beliau selalu ada di bawah bayang-bayang teror kaum kafir Quraisy dan sekutunya. Andai ketika itu beliau berputus asa lalu meninggalkan dakwah ini begitu saja maka bisa dipastikan semua kita tidak akan selamat hidup di dunia apalagi di akhirat.
Tetapi tidak demikian, karena cintanya yang begitu besar kepada kita, beliau rela mengorbankan apa saja yang beliau miliki termasuk jiwa dan raganya untuk kebahagiaan hidup kita di dunia dan akhirat, beliau berperang hingga ratusan kali walaupun umur sudah semakin tua, beliau rela dicaci maki, dikhianati, diludahi, dilempari batu, diusir dan diperlakukan secara tidak manusiawi, beliau rela setiap saat dirinya terancam oleh berbagai macam percobaan pembunuhan, beliau rela mengganjal perutnya ketika lapar dengan batu bukan dengan makanan.
Beliau rela memakan dedaunan dan rumput liar karena saking tidak ada lagi makanan yang bisa dimakan, beliau rela setiap langkah dari hidupnya dijadikan pelajaran untuk kita karena tidak ada satupun perkara yang terjadi pada diri Rasulullah SAW kecuali menjadi syari’at Islam yang sangat bermanfaat untuk kita semua. Hingga di detik-detik menjelang ajalnya, beliau masih sempat memikirkan kita seraya berkata “ummati… ummatii… ummatii “. Adakah manusia yang cintanya kepada kita lebih besar daripada Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam?
Allah SWT memuji beliau dalam firman-Nya, “Susungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.” (QS. At-Taubah: 128).
Jika ada manusia di zaman sekarang ini, yang tidak mau menghormati Rasulullah SAW maka orang itu telah melakukan kejahatan yang teramat besar terlebih jika orang itu berani menghina dan menodai Rasulullah SAW.
Jika ada manusia di zaman sekarang ini yang menolak untuk mencintai Rasulullah SAW dan menolak untuk membela sunnahnya maka sungguh harga dirinya tidak lebih tinggi dari hewan bahkan lebih rendah lagi, karena dahulu ketika Rasul masih hidup tidak hanya sahabat-sahabatnya yang rela mengorbankan apa saja untuk melindungi dan membela beliau, tetapi hewan, tumbuhan, hingga makhluk Allah kelas satu sekalipun seperti bebatuan dan gunung-gunung juga berlomba-lomba untuk melindungi dan membela beliau dari kejahatan musuh-musuhnya.
Related Post:
Dakwah
- Agama-Agama Samawi Menggambarkan Tanda-Tanda Kiamat
- Amalan Paling Dicintai Allah
- Sunah Itu Memang Super
- Merusak Rumah Tangga Orang Lain
- Apa Hukumnya Cium Istri saat Puasa?
- Tafakur: Mengambil Hak Orang
- 10 Perkara Tak Bermanfaat Yang Harus Diwaspadai Seorang Muslim
- 26 Dosa Istri pada Suami
- 7 Rahasia Dikabulkannya Doa Kita
- Perlu Ilmu Dan Tak Putus Asa Dalam Berdakwah
- Bulan Muharram dan Puasa Muharram
- Yahudi, Tidak Suka Melihat Kebaikan Umat Islam
- Jemputlah Rezeki Sejak Pagi Hari
- Makna Dari Sujud Syukur
- Apa yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Berbuat Dosa
- Bencana Alam; Antara Cobaan, Ujian, dan Azab Allah SWT
- Orangtua, Sebab Sang Anak Berada pada Suatu Agama
- Ketika Anak Bertanya Tentang Allah
- Menikah Di Bulan Syawal Adalah Sunnah?
- Ciri-ciri Iman yang Sebenarnya
- Setan Turun kepada Pendusta
- Cara yang Baik untuk Meminta Maaf
- 7 Keistimewaan Malam Seribu Bulan
- Keadaan Orang yang Tidak Membayar Zakat di Akhir Zaman
- Ucapan Anda pada Anak adalah Do’a
Rasullullah SAW
- Keistimewaan Memulai Makan dari Pinggir Piring Menurut Rasul
- Cara Rasulullah SAW Tidur, Paling Proporsional dan Bermanfaat untuk Badan, Organ dan Kekuatan
- Bagaimanakah Cara Rasul Makan Kurma?
- Mengenal Kurma Nabi
- Rasul Berbuka dengan Kurma, Bukan dengan yang Manis
- Inilah Nasib Wanita Arab Sebelum Islam Datang
- Rasul Nikahi Khadijah dengan Mahar 20 Unta
- Apakah Kita Termasuk Saudara-Saudara Yang Dirindukan Rasulullah?
- Bagaimana Rasul Bersiwak?
- Tangan yang Tak Akan Pernah Disentuh Api Neraka
- Senyum Perjuangan Rasulullah
- 3 Peristiwa Penting di Bulan Jumadilakhir
- Rasulullah dan 7 Kebiasaan Sehatnya Sepanjang Hari
- Kewajiban Kita Terhadap Rasulullah SAW
- Tanpa Pikir Panjang, Muslimah di Zaman Nabi Langsung Melaksanakan Perintah Jilbab
- Di Jaman Rasulullah Syiah Belum Ada
- Kapan Permulaan Akhir Zaman?
- Memeluk Buah Hati Seperti Rasulullah
- Pohon Nabi Masih Tumbuh Subur Sampai Saat Ini
- Apakah Engkau Telah Mengetahui Isi Hatinya?
- Maaf Rasulullah Terhadap Wanita Yahudi
- Tips Badan Bugar dan Sehat ala Rasulullah
- Detik-detik Wafatnya Nabi Muhammad SAW
- Shalat Tarawih Rasulullah & Umar Bin Khattab
Category ›
Dakwah
,
Rasullullah SAW
No comments:
Post a Comment