
AYATURRAHMAN Fi Jihadi Suriah, menjadi kisah yang berkali-kali diceritakan para ulama Suriah kepada Tim Jurnalis Bersatu (JITU) di tengah-tengah Muktamar Ulama Suriah yang digelar di Turki (11-12/4/2014).
Kisah pertama diceritakan pejuang asal Idlib, berhama Hasan. Dia datang ke Muktamar untuk menemani ayahnya, seorang ulama .
Hasan bercerita suatu kali pesawat tentara Suriah mengaung-ngaung di udara untuk menyasar desa-desa kaum muslimin. Warga dan pejuang yang tidak memiliki persenjataan canggih hanya bisa bertawakal kepada Allah. Mereka berdoa agar bom-bom tersebut tidak melukai mereka.
Akhirnya mereka sepakat untuk bertakbir sekencang-kencangnya saat bom-bom itu dimuntahkan dari udara. Dan ketika bom tersebut jatuh ke tanah, ternyata bom itu urung meledak.
Begitu pula saat bom kedua dilancarkan. Muntahan material dari langit itu menerjang bak bola api yang siap meluluh lantahkan desa.Warga dan pejuang kembali bermunajat kepada Allah seraya bertakbir sekeras-kerasnya. Luar biasa, lagi-lagi bom itu kembali gagal meledak.
Menariknya, hal ini terus berlangsung hingga berkali-kali. Hingga saat bom terakhir ditembakkan, tiba-tiba saja bom itu bisa meledak. “Saat itu para warga dan pejuang tidak bertakbir,” kata Hasan.
Cerita lainnya lahir dari penjelasan Anggota Ikatan Ulama Homs, Syekh Anas Ahmad Suwaid.
Di awal revolusi, beliau dan pejuang pernah bertakbir secara serentak di kota Homs untuk melawan kekuatan rezim. Tiba-tiba saja takbir mereka disambut dengan petir-petir yang menyambar mengarah ke tentara-tentara rezim.
“Banyak sekali telpon yang masuk kepada kami, ‘lihatlah ke langit, lihatlah ke langit’. Subhanalloh, seakan-akan petir bertakbir bersama kita. Inilah salah satu karomah yang saya saksikan sendiri dengan kedua mata saya,” ujarnya.
Kisah lainnya, lanjut ulama muda ini, terjadi pada salah seorang mujahid. Ketika berada dalam kondisi terluka parah, sang mujahid ditahan oleh rezim. Dalam tahanan itu, dia harus menghadapi interogasi dengan sejumlah pertanyaan.
Salah satu pertanyaan dari pihak rezim adalah keheranan mereka terkait sejumlah pasukan berwarna putih yang tak mampu dilumpuhkan tentara Bashar. “Siapakah mereka? Ketika kami tembak, mereka tidak merasakan apa-apa!” tanya tentara rezim.
Sang mujahid lalu menjawab, “Demi Alloh, tidak ada seorang pun dari kami yang memakai baju putih.”
Syekh Anas tersenyum lalu berkata kepada tim JITU, ”Mereka adalah para malaikat. Seperti apa yang difirmankan oleh Alloh ta’ala dalam surat Al Anfal ayat 12,” pungkasnya.
Related Post:
Berita
- Alasan Ustaz Erick Yusuf Izinkan Santrinya Utak Atik Gadget
- Masjid Sunda Kelapa Kontrak Imam Rp35 Juta dari Madinah
- Risty Tagor - Stuart Collin Bangun Rumah Tangga Bernafaskan Islam
- Sejumlah Penyebab Warga Australia Bergabung ISIS
- Waspadai Kulit Babi di Berbagai Produk
- Demam Batu Akik, Hindari Syirik Perkuat Akidah
- Ada 514 WNI yang Pergi ke Irak dan Suriah
- MUI Sepakat Larangan Khutbah Bernada Provokasi Kekerasan
- Azan di Album LOCO Tuai Kecaman
- Sejawat Geert Wilders: Kami Ingin Membersihkan Belanda dari Islam
- Erdogan: Barat tidak Menyukai Orang Islam
- Kisah Kesultanan Turki dalam Film Dracula Untold
- Gaza dan Keanehan-Keanehannya
- Hebat, Ozil Sumbangkan Bonus Piala Dunia ke Gaza
- Happy Ramadhan, Everyone!
- Upaya Pembunuhan terhadap Erdogan Terungkap
- Penjahat Cyber Penghina Islam Dipenjara 10 Tahun
- Pengikut Syiah di Riau Taubat di Hadapan Ulama
- Bobroknya Ajaran LDII Menurut Mantan Anggotanya
- Subhanallah, Ikuti Jejak Ayah, Putera Van Dorn Masuk Islam
- Untuk Apa Presiden Iran Undang Emir Qatar?
- MUI Masih Teliti Ajaran Cecep Solihin
- Patung Bunda Maria yang Bersinar di Belgia Ternyata Dilumuri Cat
- Rusia Balas Sikap Obama dengan Beri Sanksi terhadap Pejabat AS
Category ›
Berita
No comments:
Post a Comment