MENGEJUTKAN. Itulah ungkapan yang patut diucapkan setelah membaca sebuah artikel yang mengupas bisnis yang dikendalikan oleh Rahbar Syi’ah Iran, Ali Khamenei. Sungguh suatu fakta yang mencengangkan. Disaat banyak rakyat Iran hidup menderita akibat sanksi ekonomi yang dikenakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pemimpin spiritual tertinggi Negara Syi’ah Iran ini justru hidup dengan jumlah harta yang sangat fantastis.
Tidak tanggung-tanggung, imperium bisnis yang dimiliki oleh Khamenei mencapai $ 95 miliar dolar (Rp 1.098 triliun). Melebihi nilai bisnis ekspor minyak Iran per tahun. Suatu angka yang bahkan melebihi kekayaan Syah Iran yang terguling, Reza Pahlevi, yang membawa kabur uang rakyat Iran ke Amerika senilai $ 5 miliar dolar.
Melalui Setad, Khamenei menyamarkan imperium bisnisnya dengan kedok sebagai ”lembaga sosial” yang membantu para veteran, janda pahlawan, dan umat tertindas.
Setad adalah kelompok usaha yang dikendalikan oleh Ali Khamenei, telah membangun kerajaan bisnis dan menguasai ribuan properti sitaan milik sejumlah kelompok orang-orang Syi’ah serta para pebisnis Iran yang tinggal di luar negeri.
Investigasi yang dilakukan oleh kantor berita Reuters mengungkapkan bahwa organisasi Khamenei itu mengakuisisi saham bank-bank besar pada tahun 2007 dan di perusahaan telekomunikasi terbesar Iran pada tahun 2009. Dari puluhan investasi lainnya, Setad juga mengambil alih perusahaan holding raksasa pada tahun 2010. Hasil penelusuran Reuters selama enam bulan menunjukkan kepemilikan Setad di bank-bank besar, perusahaan pialang, asuransi, pembangkit listrik, beberapa perusahaan energi dan konstruksi, kilang, sebuah perusahaan semen dan manufaktur minuman ringan.
Di Iran sendiri, Setad tidak banyak diketahui rakyatnya. Nama lengkap organisasi ini dalam bahasa Persia disebut Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam atau Markas Besar yang Melaksanakan Perintah Imam. Nama ini mengacu pada dekrit yang ditandatangani oleh pendiri Republik Syi’ah Iran, Rohullah Khamenei, menjelang kematiannya pada tahun 1989.
Organisasi yang tidak banyak diketahui oleh publik Iran tersebut, merupakan salah satu kunci Ali Khamenei menguasai sumber ekonomi Negara yang sedang dilanda krisis ekonomi ini. Setad bergerak hampir di semua sektor industri milik Iran, yang kepemilikan sahamnya dikuasai oleh Ali Khamenei. Mulai dari keuangan, minyak, telekomunikasi, obat-obatan pengontrol angka kelahiran (pil KB), bahkan hingga peternakan burung unta.
Penelusuran Reuters yang dimuat dalam laporan tiga dokumen itu, memperlihatkan bagaimana Setad bisa menguasai suatu properti yang terbengkalai melalui putusan pengadilan. Bahkan, Setad kini mampu memonopoli keputusan pengadilan atas nama sang pemimpin spiritual tertinggi, Ali Khamenei. Organisasi mirip mafia itu kerap mengadakan lelang properti bernilai jutaan dolar.
Pada bulai Mei (2013) saja, Setad telah melelang 300 properti dengan total nilai jutaan dolar Amerika.
BERAWAL DARI SEORANG NENEK DI PARIS
Investigasi Reuters dimulai dari sebuah apartemen kumuh di Paris, Perancis. Dengan melihat dokumen kepemilikan aset seorang nenek yang telah berusia 82 tahun. Ia tinggal sendirian di apartemen sempit tiga kamar di Eropa, yang jaraknya ribuan mil dari Tehran, ibukota Iran.
Pari Vahdat – e – Hagh, nama nenek itu, akhirnya kehilangan kepemilikan atas apartemen di negeri kelahirannya (Iran). Kekayaannya dirampas sebuah organisasi (Setad) yang dikendalikan oleh orang yang paling berkuasa di Iran, yaitu pemimpin tertinggi, Ali Khamenei. Pari melarikan diri ke Eropa pasca tergulingnya Syah Iran, Reza Pahlevi pada tahun 1979 silam. Suaminya meninggal setelah ditembak dengan 9 butir peluru oleh pasukan Garda Revolusi Syi’ah Iran.
Pari Vahdat addalah penganut agama Baha’i (agama kuno di Iran), yang oleh otoritas Syi’ah Iran dianggap menyimpang dari ajaran dua belas imam Syi’ah.
Pengikut Baha’i dipenjarakan atau dibunuh pasca Revolusi Syi’ah Iran pada tahun 1979. Harta bernilai miliaran dolar milik Baha’i, berupa tanah, rumah, toko, dan barang-barang lainnya disita oleh berbagai organisasi di Iran, termasuk Setad, organisasi yang berada dibawah pengawasan langsung Ali Khamenei.
Reuters selanjutnya melakukan penyelididkan yang rinci terhadap serangkaian bukti-bukti, dan lalu menemukan fakta yang diterbitkannya dalam tiga dokumen. Dimana Setad telah mengumpulkan portofolio raksasa real estate dengan mengklaimnya di pengadilan Iran. Terkadang dengan klaim palsu, yang menggunakan otoritas ”agama” sebagai kedok. Kini dengan kekuasaan yang dimilikinya, Ali Khamenei memegang monopoli pengadilan dengan memerintahkan untuk mengambil setiap properti atas nama pemimpin tertinggi.
Setad, dengan grup kecil yang terdiri dari 500 orang karyawan, merupakan salah satu faktor kunci yang menjadi penopang keuangan Ali Khamenei yang bertahan selama 24 tahun terakhir. Tidak tersentuh hukum, kekayaan sesungguhnya tidak pernah diketahui, dan bahkan oleh parlemen sekalipun.
Khamenei disinyalir mampu mengeluarkan perintah kepada hakim dan parlemen selama bertahun-tahun, sekaligus mengeluarkan serangkaian dekrit kepada birokrasi, membuat interpretasi atas konstitusi, serta putusan pengadilan untuk memperkokoh organisasi Setad.
”Tidak ada organisasi pengawas yang dapat mempertanyakan aset kekayaan properti itu,” ungkap Naghi Mahmoudi, seorang pengacara yang meninggalkan Iran pada tahun 2010 dan sekarang tinggal di pengasingan (Jerman).
Perilaku Ali Khamenei ini sangatlah keterlaluan. Sebab, masih banyak rakyat Iran yang hidup dibawah garis kemiskinan akibat imbas dari sanksi ekonomi yang dikenakan atas Iran. Selain itu, krisis ekonomi yang menimpa Iran juga disebabkan oleh kebijakan yang dibuat oleh otoritas yang secara langsung tunduk kepada pemimpin spiritual tertinggi, Ali Khamenei. Ini menunjukkan bahwa Khamenei tidak bertanggung jawab dan tidak ikut terkena dampak atas sanksi ekonomi yang diakibatkan olehnya. Kini, Rakyat Iran lah yang harus menanggung semuanya. Tragis!
Related Post:
Category ›
Berita
No comments:
Post a Comment