Pada perayaan Idul Fitri, Nyama Selam atau umat Islam Bali, di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, juga melaksanakan serangkaian kegiatan. Di mulai dari penapean, penyajaan, penampahan Lebaran, Lebaran, dan umanis Lebaran.
Laiknya tradisi umat Hindu di Bali ketika melaksanakan Hari Raya Galungan dan Kuningan, tape juga jadi menu wajib umat Islam di Desa Pegayaman saat Lebaran. Tape yang mereka buat adalah tape beras dan ketan hitam, sama seperti yang disajikan umat Hindu Bali saat Hari Raya Galungan.
“Proses penapean (membuat tape) membutuhkan waktu tiga hari untuk fermentasi. Biasanya para ibu-ibu di desa ini sejak seminggu menjelang Lebaran sudah sibuk,” kata Matoriah, salah seorang warga desa.
Dua hari menjelang Idul Fitri, warga mengadakan prosesi penyajaan atau membuat jajan (kue). Biasa disebut jaje Bali. Pada saat Lebaran jajanan yang pasti disajikan di atas meja ruang tamu adalah jaje uli ketan (tape) dan dodol. “Kebiasaan membuat jajanan ini sudah turun-menurun sejak zaman dahulu. Jajanan ini disajikan untuk tamu-tamu yang datang bersilaturahmi saat Lebaran,” katanya.
Layaknya orang Bali, sehari menjelang Lebaran, warga setempat menggelar penampahan (memotong daging). Daging yang dipersiapkan untuk sajian Lebaran adalah daging sapi yang dipersiapkan oleh masing-masing keluarga. “Ada yang beli kiloan sesuai dengan kebutuhan. Ada juga yang patungan untuk membeli satu ekor sapi, kemudian dibagi sesuai kesepakatan,” jelasnya.
Biasanya daging tersebut diolah menjadi be mesere yang merupakan kuliner khas Desa Pegayaman. Be mesere adalah daging sapi yang ditumbuk dan disuwir-suwir, kemudian diberi bumbu-bumbu. Ciri khas dari kuliner ini didominasi rasa pedas dan aroma terasi yang pekat.
Laiknya tradisi umat Hindu di Bali ketika melaksanakan Hari Raya Galungan dan Kuningan, tape juga jadi menu wajib umat Islam di Desa Pegayaman saat Lebaran. Tape yang mereka buat adalah tape beras dan ketan hitam, sama seperti yang disajikan umat Hindu Bali saat Hari Raya Galungan.
“Proses penapean (membuat tape) membutuhkan waktu tiga hari untuk fermentasi. Biasanya para ibu-ibu di desa ini sejak seminggu menjelang Lebaran sudah sibuk,” kata Matoriah, salah seorang warga desa.
Dua hari menjelang Idul Fitri, warga mengadakan prosesi penyajaan atau membuat jajan (kue). Biasa disebut jaje Bali. Pada saat Lebaran jajanan yang pasti disajikan di atas meja ruang tamu adalah jaje uli ketan (tape) dan dodol. “Kebiasaan membuat jajanan ini sudah turun-menurun sejak zaman dahulu. Jajanan ini disajikan untuk tamu-tamu yang datang bersilaturahmi saat Lebaran,” katanya.
Layaknya orang Bali, sehari menjelang Lebaran, warga setempat menggelar penampahan (memotong daging). Daging yang dipersiapkan untuk sajian Lebaran adalah daging sapi yang dipersiapkan oleh masing-masing keluarga. “Ada yang beli kiloan sesuai dengan kebutuhan. Ada juga yang patungan untuk membeli satu ekor sapi, kemudian dibagi sesuai kesepakatan,” jelasnya.
Biasanya daging tersebut diolah menjadi be mesere yang merupakan kuliner khas Desa Pegayaman. Be mesere adalah daging sapi yang ditumbuk dan disuwir-suwir, kemudian diberi bumbu-bumbu. Ciri khas dari kuliner ini didominasi rasa pedas dan aroma terasi yang pekat.
Related Post:
Category ›
Budaya
No comments:
Post a Comment