Dalam memahami ajaran Islam, ada 12 prinsip yang bisa ditemukan dalam Al Quran. Hal itu diungkapkan Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Prof Dr Ir H Ika Rochdjatun Sastrahidayat di Denpasar, Bali, Ahad (2/11)
Pertama, menurut dia, adalah prinsip tauhid atau monoteisme. Semua ciptaan Allah, sebutnya, merupakan suatu sistem dan satu kesatuan. Kalau Ciptaan Allah dikaji secara saintifik, antara satu ciptaan dengan yang lainnya tidak akan bertabrakan, seperti halnya bumi dengan planet lainnya.
Kedua adalah prinsip peribadatannya yang indah, dinamis dan natural. "Selama kita beribadah sesuai dengan yang dicontohkan Nabi, itu sangat natural, sangat sesuai dengan kebuthan dan kmampuan manusia," katanya.
Ika menggaris bahwahi prinsip kedua dalam Islam, yang di negara sekuler sudah mulai diubah-ubah. Di Inggris, sebut Ika, ada masjid yang imam sholatnya adalah perempuan. Mereka menggunakan isu gender untuk mengubah sunnah Rasul dan hal itu tidak sesuai dengan sunnah, tidak natural lagi.
Prinsip ketiga adalah muamalat, yang dalam Islam diatur sangat detil dan sesuai dengan dinaika, seperti halnya soal zakat atau faraid (waris).
Prinsip keempat kata Ika, prinsip penggunaan akal. Disini lah kata Ika kelemahan umat Islam. Padahal sebagai homo sapiens manusia diberikan kelebihan akal, untuk menganalisa, karena Islam bukan dogma, tetapi agama yang rasional.
Kelemahan umat Islam lainnya adalah pada prinsip kelima, yakni prinsip sistem nilai atau akhlaqul karimah. Islam juga menganut prinsip persaudaraan (brotherood), prinsip keenam, kebersihan jiwa dan raga, prinsip ketujuh, Alquran sebagai software atau informasi dari langit yang dahsyat.
Prinsip kesembilan adalah prinsip bermasyarakat, prinsip kesepuluh membela kebenaran tanpa melihat warna kulit. Prinsip kesebelas adalah prinsip berkelanjutan dan tidak boleh berhenti dan prinsip keduabelas adalah prinsip berserah diri kepada Allah SWT.Dalam memahami ajaran Islam, ada 12 prinsip yang bisa ditemukan dalam Al Quran. Hal itu diungkapkan Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Prof Dr Ir H Ika Rochdjatun Sastrahidayat di Denpasar, Bali, Ahad (2/11)
Pertama, menurut dia, adalah prinsip tauhid atau monoteisme. Semua ciptaan Allah, sebutnya, merupakan suatu sistem dan satu kesatuan. Kalau Ciptaan Allah dikaji secara saintifik, antara satu ciptaan dengan yang lainnya tidak akan bertabrakan, seperti halnya bumi dengan planet lainnya.
Kedua adalah prinsip peribadatannya yang indah, dinamis dan natural. "Selama kita beribadah sesuai dengan yang dicontohkan Nabi, itu sangat natural, sangat sesuai dengan kebuthan dan kmampuan manusia," katanya.
Ika menggaris bahwahi prinsip kedua dalam Islam, yang di negara sekuler sudah mulai diubah-ubah. Di Inggris, sebut Ika, ada masjid yang imam sholatnya adalah perempuan. Mereka menggunakan isu gender untuk mengubah sunnah Rasul dan hal itu tidak sesuai dengan sunnah, tidak natural lagi.
Prinsip ketiga adalah muamalat, yang dalam Islam diatur sangat detil dan sesuai dengan dinaika, seperti halnya soal zakat atau faraid (waris).
Prinsip keempat kata Ika, prinsip penggunaan akal. Disini lah kata Ika kelemahan umat Islam. Padahal sebagai homo sapiens manusia diberikan kelebihan akal, untuk menganalisa, karena Islam bukan dogma, tetapi agama yang rasional.
Kelemahan umat Islam lainnya adalah pada prinsip kelima, yakni prinsip sistem nilai atau akhlaqul karimah. Islam juga menganut prinsip persaudaraan (brotherood), prinsip keenam, kebersihan jiwa dan raga, prinsip ketujuh, Alquran sebagai software atau informasi dari langit yang dahsyat.
Prinsip kesembilan adalah prinsip bermasyarakat, prinsip kesepuluh membela kebenaran tanpa melihat warna kulit. Prinsip kesebelas adalah prinsip berkelanjutan dan tidak boleh berhenti dan prinsip keduabelas adalah prinsip berserah diri kepada Allah SWT.
No comments:
Post a Comment